Tes IQ sudah ada sejak lama. Beberapa pengusaha telah memasukkannya ke dalam program wawancara wajib mereka untuk pelamar kerja. Beberapa orang mengambil tes IQ hanya karena penasaran untuk mengetahui tingkat IQ mereka. Tetapi hasil studi semacam itu jauh dari selalu objektif.
Apa itu IQ?
IQ adalah perkiraan nilai kecerdasan kecerdasan seseorang. Semua tes IQ didasarkan pada tugas logis. Tidak ada rumus di dalamnya yang perlu Anda ingat dari sekolah atau memiliki ingatan yang fenomenal untuk menjawab pertanyaan dari sejarah. Tes terdiri dari teka-teki logis yang sulit, tetapi dapat diselesaikan.
Menghilangkan Mitos Tes IQ
Setiap orang adalah unik di alam, masing-masing memiliki pola pikir tertentu. Bahkan saat belajar di sekolah, siswa dibagi menjadi humaniora dan ahli dalam ilmu teknis. Yang terakhir dengan mudah memecahkan teka-teki logika, yang diberikan dalam tes IQ. Yang pertama tidak bisa membanggakan ini. Tapi ini tidak berarti kecerdasan mereka rendah. Kekuatan humaniora terletak pada penalaran tentang abadi dan konstan melayang di awan. Akibatnya, mereka menjadi filsuf, penyair, dan penulis yang baik.
Ciri lain dari tes IQ adalah waktu yang terbatas. Berbicara tentang orang tertentu, tidak mungkin untuk mengetahui seberapa cepat pekerjaan yang terjadi di dalam otaknya. Perjalanan waktu yang cepat di dalam otak merupakan indikator kecerdasan yang baik, tetapi nilai ini tidak stabil. Ada sejumlah besar faktor yang tidak dapat dipengaruhi oleh seseorang. Misalnya, hasil tes juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kecemasan, tekanan emosional, perasaan tidak enak badan, dan bahkan instruksi tes yang tidak akurat.
Tes IQ tidak memungkinkan seseorang untuk menunjukkan kreativitas dan fleksibilitas berpikir, karena pilihan hanya satu jawaban yang benar membatasi inisiatif orang tersebut. Namun, kualitas-kualitas ini lebih sering penting untuk pekerjaan yang sukses dan memecahkan berbagai masalah kehidupan.
Mengingat semua hal di atas, kesimpulannya menunjukkan bahwa tes IQ tidak dapat dianggap objektif. Mereka yang mempercayainya secara membabi buta, dan kemudian menjadi marah atau tanpa kendali bersukacita, dan ada orang-orang yang kecerdasannya rendah. Melalui reaksi orang-orang itulah tingkat kemampuan mental mereka dapat ditentukan.
Kemampuan mental seseorang ditentukan bahkan di dalam kandungan. Setiap orang memiliki potensi yang perlu ditemukan dan dikembangkan dengan kecepatan yang luar biasa, jika tidak mereka akan tetap dalam masa pertumbuhan. Ungkapan "Kamu menghancurkan bakatku" harus ditujukan hanya secara langsung kepada dirimu sendiri. Setiap orang adalah potensi jenius, tetapi mereka tidak selalu mengetahuinya.