Dalam pers asing, Rusia sering dituduh ambisi kekaisaran, dicurigai berusaha untuk memulihkan kekuatan sebelumnya. Saat ini, berkat upaya propaganda modern, bahkan kata "kekaisaran" dalam banyak hal mulai berkonotasi negatif, sebagai fenomena yang terkait dengan penyalahgunaan kekuasaan dan penindasan masyarakat. Tapi benarkah demikian? Apa arti istilah "kekaisaran" dan struktur sosial seperti apa yang dimaksud?
instruksi
Langkah 1
Kata "kekaisaran" berasal dari bahasa Latin Imperium dan secara harfiah diterjemahkan sebagai "memiliki kekuatan", "perkasa". Awalnya, ini adalah nama organisasi kekuasaan negara tertinggi di Roma Kuno pada periode pasca-republik perkembangannya (abad ke-1 SM - abad ke-5 M). Seiring waktu, arti istilah ini telah berkembang, dan kata "kekaisaran" mulai berarti setiap negara monarki yang dipimpin oleh seorang raja dengan kekuasaan tak terbatas - kaisar.
Langkah 2
Sebagai hasil dari sejarah penaklukan kolonial dan pembentukan kerajaan kolonial seperti Inggris, ilmu pengetahuan telah mengembangkan pemahaman tentang kekaisaran sebagai semacam pembentukan negara supranasional, menyatukan berbagai bangsa dan negara dalam kerangkanya di bawah kepemimpinan satu ide umum. (agama atau ideologis). Dengan kata lain, formasi negara besar yang menyatukan negara dan masyarakat di sekitar pusat politik tunggal mulai disebut imperium. Kerajaan apa pun selalu didasarkan pada beberapa gagasan universal tentang sifat peradaban, ideologis, atau agama. Selain itu, dalam beberapa kasus, ideologi mungkin saja digantikan oleh pembenaran ekonomi.
Langkah 3
Kekaisaran adalah salah satu bentuk paling kuno dari struktur negara masyarakat, yang tidak kehilangan relevansinya saat ini. Peneliti modern membedakan beberapa jenis kerajaan: kuno (Mesir, Romawi, Persia), tradisional (Rusia, Austro-Hungaria, Jerman, Jepang, Ottoman) dan kerajaan kolonial modern (Inggris, Spanyol, Portugis, dll).
Langkah 4
Terlepas dari karakteristik kemunculan dan pembentukannya, semua kerajaan memiliki beberapa kesamaan. Pertama-tama, kerajaan mana pun selalu merupakan konglomerat yang mengasumsikan keragaman budaya dan ekonomi. Kekaisaran mengandaikan kehadiran satu pusat ekonomi yang kuat - metropolis, dan banyak provinsi (koloni), berbeda di antara mereka sendiri oleh karakteristik etnis, budaya dan ekonomi.
Langkah 5
Pada tahun 60-an abad kedua puluh, hampir semua kerajaan tradisional sudah tidak ada lagi, sehingga saat ini istilah "kekaisaran" sering dipahami secara agak berbeda. Kekaisaran saat ini lebih merupakan negara adidaya yang besar dengan lingkup kepentingannya sendiri dan berusaha untuk mengontrol secara politik dan ekonomi negara-negara yang secara resmi merdeka yang terletak dekat dengan perbatasannya.