Seorang pria modern dalam kehidupan sehari-hari menggunakan semua keuntungan berjalan tegak, tanpa memikirkan fitur yang melekat pada perwakilan spesies biologisnya. Tetapi berkat pelepasan anggota badan depan dan pelurusan tubuh, orang pada suatu waktu dapat belajar bagaimana melakukan tindakan kerja yang agak rumit, yang tanpanya tidak mungkin menciptakan semua kekayaan peradaban.
Ada beberapa hipotesis independen tentang kapan dan bagaimana seseorang menjadi ereksi. Salah satunya terkait dengan apa yang disebut pendinginan Miosen. Diasumsikan bahwa selama Miosen akhir, iklim yang keras dengan suhu rendah terbentuk di Bumi. Area hutan tropis, tempat nenek moyang manusia modern, yang terbiasa dengan gaya hidup arboreal, hidup, telah menurun tajam.
Penganut hipotesis ini percaya bahwa primata sebenarnya hanya memiliki satu kesempatan untuk bertahan hidup - turun dari pohon dan beradaptasi dengan kondisi sulit keberadaan terestrial. Perubahan tersebut secara langsung berkontribusi pada perubahan struktur tubuh primata dan sifat pergerakannya. Lambat laun, nenek moyang manusia belajar bergerak di permukaan bumi dengan kaki lurus, tanpa bersandar pada tungkai depan saat berjalan, seperti yang dilakukan monyet.
Sampai saat ini, konsep tenaga kerja munculnya penggerak bipedal tersebar luas, yang penulisnya adalah salah satu pendiri Marxisme, Friedrich Engels. Dia menganggap tenaga kerja sebagai faktor penentu dalam transformasi kera besar menjadi manusia. Penegakan tubuh dan penampilan gaya berjalan yang bukan ciri hewan dijelaskan oleh Engels dengan perlunya membebaskan tangan untuk melakukan operasi kerja.
Memang, pada titik tertentu, nenek moyang manusia perlu melakukan gerakan yang sangat kompleks, misalnya, untuk membawa berbagai benda, mendapatkan makanan, atau membuat alat primitif. Secara bertahap, tangan menerima spesialisasinya sendiri, dan tubuh manusia diluruskan. Bersamaan dengan perkembangan tangan, otak orang primitif juga meningkat, berpikir berkembang, dan berbicara terbentuk.
Saat bergerak, lelaki purba itu mulai hanya mengandalkan kakinya, sementara tangannya bebas. "Perbaikan biologis" ini memungkinkan orang-orang kuno membuat lompatan besar dalam perkembangan, selamanya terpisah dari dunia hewan. Menyederhanakan pandangan Engels, kita dapat mengatakan bahwa jalan lurus diperlukan untuk membebaskan tangan untuk urusan-urusan yang tanpanya masyarakat tidak akan ada.
Namun, teori ini, sekilas logis, dibantah oleh para pengkritiknya dengan fakta bahwa berjalan tegak, seperti yang ditetapkan oleh para ilmuwan modern, muncul jauh sebelum saat ketika seseorang belajar membuat alat kerja yang paling primitif. Sudut pandang itu tampaknya benar, yang menurutnya transisi nenek moyang manusia purba ke postur tegak disebabkan oleh banyak faktor biologis dan sosial yang saling terkait, yang masing-masing tidak dapat dianggap terpisah dari jalur umum evolusi umat manusia..