Pada Juni 2012, penduduk kota kecil Kannur di India menyaksikan fenomena yang tidak biasa. Hujan merah yang intens, seperti tetesan darah, jatuh ke tanah. Para ilmuwan di seluruh dunia berusaha mengungkap penyebab misteri alam ini. Namun penjelasan yang lengkap belum ditemukan.
Sementara itu, ini bukan pertama kalinya keajaiban seperti itu terjadi di India. Pada tahun 2001, di negara bagian Kerala yang sama, tempat kota Kannur berada, hujan merah sudah turun. Kemudian fenomena unik itu terulang lima tahun kemudian. Dan sekarang - lagi "sungai darah" dari surga. Para ilmuwan memeriksa sampel air yang tidak biasa dan mengajukan versi mengenai warnanya.
Mulanya muncul versi bahwa fenomena tersebut dijelaskan dengan adanya pasir dari Sahara dan abu vulkanik di dalam air yang dibawa oleh angin muson dari barat. Tapi mereka tidak bisa benar-benar mendukung teori ini, jadi mereka menolaknya.
Kemudian disarankan bahwa warna merah hujan diberikan oleh spora mikroskopis alga Trentepohlia yang ditemukan di daerah tersebut. Hipotesis ini dikemukakan oleh para ahli pada tahun 2001, ketika hujan merah untuk pertama kalinya. Kemudian mereka mengatakan bahwa satu mililiter air hujan dapat mengandung hingga 9 juta spora. Namun, teori ini juga tidak dikonfirmasi.
Selama mempelajari cairan merah, ahli kimia dan ahli biologi menemukan bahwa zat yang mewarnainya adalah zat organik. Selain itu, ketika dipanaskan hingga 121 ° C, ia mulai berkembang biak. Dan yang terpenting, tidak mengandung jejak DNA dan RNA.
“Ini adalah sel biologis yang benar-benar tidak biasa,” kata Chandra Wickramesge, astronom yang telah mempelajari fenomena tersebut dengan ahli mikrobiologi di Universitas Cardiff. Seorang fisikawan dari Universitas. Mahatma Gandhi Godfrey Louis menyarankan bahwa hujan berasal dari luar bumi.
Menurutnya, partikel misterius itu masuk ke atmosfer bumi bersama meteorit tersebut. Benda langit meledak dan menyebarkan sel-sel di mana-mana, mereka jatuh ke awan, dan kemudian tumpah bersama hujan.
Segera ada pendapat bahwa partikel merah adalah apa yang disebut "spora kehidupan", dari mana bentuk organisme baru dapat berkembang di planet kita. Tetapi sebagai hasil dari penelitian lebih lanjut, ternyata pada suhu tinggi di mana sel-sel mulai berkembang biak, mereka masih tidak dapat melanjutkan siklus reproduksi. Hal ini menimbulkan mempertanyakan teori kontroversi.
Namun, para peneliti telah menetapkan hubungan antara warna partikel dan jenis radiasi yang berasal dari nebula Lapangan Merah yang terletak pada jarak 2.300 tahun cahaya dari Bumi. Dan fakta ini sugestif. Penelitian saat ini sedang berlangsung.