Profesi desainer interior sangat populer saat ini. Perancang secara kreatif mengatur ruang ruangan, memberikan keindahan dan kenyamanan. Dalam proses kerja, ia harus memecahkan berbagai masalah.
instruksi
Langkah 1
Karya seorang desainer interior tidak hanya kreatif tetapi juga proses teknologi. Ini dibagi menjadi beberapa tahap. Pertama, tugas teknis disusun. Ini adalah dokumen yang ditandatangani oleh pelanggan dan perancang sendiri. Dalam proses mempersiapkannya, perancang mempelajari keinginan pelanggan, jumlah anggota keluarga, kamar apa yang mereka tempati, kondisi kehidupan yang diinginkan. Selain itu, perancang mengetahui kondisi teknis pekerjaan: apakah perlu membangun kembali bangunan, dinding mana yang menahan beban, bagaimana komunikasi terhubung, dll. Ini diikuti oleh tata letak, mis. penyusunan rencana penataan furnitur dan pemasangan peralatan listrik.
Langkah 2
Kemudian desainer langsung menuju ke aktivitas kreatif. Untuk memulainya, dia membuat sketsa interior yang dia temukan, yang kemudian dia tunjukkan kepada pelanggan. Jika sketsa disetujui, perancang memilih bahan dan elemen yang diperlukan untuk implementasinya. Dalam menciptakan gaya yang dipilih, setiap hal kecil memainkan peran penting: warna, bahan, tekstur, bentuk objek yang akan membentuk interior. Oleh karena itu, perancang harus menyusun daftar akurat bahan, furnitur, peralatan, dan elemen dekoratif yang diperlukan, yang menunjukkan di mana semua ini dapat dibeli atau dipesan. Desainer berpengalaman biasanya memiliki pemasok reguler yang memberi mereka diskon besar.
Langkah 3
Ide kreatif sang desainer harus diwujudkan oleh para pembangun. Oleh karena itu, ia perlu menyiapkan dokumentasi teknis untuk mereka. Sebagai aturan, itu termasuk gambar kerja yang mencerminkan apa yang ditunjukkan dalam sketsa, tetapi dengan indikasi dimensi yang tepat. Gambar mana yang termasuk dalam kit tergantung pada niat perancang. Jika ia berencana membuat plafon berjenjang, maka perlu dikembangkan denah plafon. Jika lantai akan diberi ubin dengan pola, diperlukan rencana tata letak ubin.
Langkah 4
Tahap selanjutnya dari kegiatan desainer adalah supervisi arsitektur. Perancang memantau seberapa akurat rencananya dilakukan, apakah pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumentasi yang disiapkan. Namun, pengawasan bukan merupakan bagian wajib dari kegiatan perancang dan dilakukan olehnya atas permintaan pelanggan.
Langkah 5
Semua tahapan ini menambah proses umum pekerjaan desainer pada perwujudan proyek desain yang dibuat olehnya dan memberikan gambaran yang cukup jelas tentang tugas profesionalnya.