Produksi kerajinan tangan masih merupakan elemen ekonomi yang cukup signifikan di beberapa negara bagian, meskipun pada pandangan pertama itu adalah konsep yang sudah ketinggalan zaman. Ada beberapa kriteria untuk membedakan kerajinan tangan, kerajinan tangan dan produksi pabrik.
Siapa saja pengrajinnya?
Kata "kerajinan" berasal dari bahasa Jerman kunster, yang berarti "pengrajin, tukang". Namun, fenomena produksi kerajinan tangan itu sendiri muncul jauh lebih awal, karena pada awal peradaban manusia tidak ada pertanyaan tentang produksi massal apa pun, dan semua barang material diproduksi secara individual.
Menurut salah satu definisi, produksi kerajinan tangan adalah pembuatan sejumlah kecil produk tertentu, sebagai suatu peraturan, tanpa menggunakan perangkat teknis yang rumit. Padahal, produksi kerajinan merupakan persilangan antara kerajinan dan produksi massal di lingkungan pabrik, yang memiliki kualitas tertentu dari masing-masing jenis kegiatan produksi tersebut.
Terlepas dari cukup banyak kesamaan antara kerajinan dan pengrajin, perbedaan antara produksi kerajinan dan kerajinan tidak memungkinkan mereka untuk digabungkan menjadi satu jenis kegiatan. Jika seorang pengrajin, sebagai aturan, bekerja berdasarkan pesanan, yaitu, pada kenyataannya, ia menciptakan ini atau itu dalam satu salinan, pengrajin menghasilkan banyak barang utuh (walaupun kecil) untuk dijual.
Adapun produksi massal, itu berbeda dari kegiatan kerajinan tangan dalam volume pekerjaan yang tak tertandingi, serta penggunaan alat produksi berteknologi tinggi, sementara pengrajin terutama menggunakan tenaga kerja manual. Secara alami, dalam hal produksi kerajinan tangan, tidak ada pembicaraan tentang metode kerja konveyor, meskipun pembagian kerja juga ada di sini.
Produksi kerajinan tangan di dunia modern
Di dunia modern, metode produksi pabrik menempati posisi terdepan, tetapi ada banyak kelompok barang yang dibuat oleh pengrajin. Misalnya, perhiasan sebagian besar merupakan produk kegiatan kerajinan tangan. Hal yang sama berlaku untuk barang-barang mewah, berbagai kostum dan aksesoris etnik dan nasional. Namun, bahkan desainer yang memproduksi koleksi pakaian untuk dijual dapat disebut pengrajin, karena memenuhi semua kriteria.
Produksi kerajinan masih menjadi salah satu elemen utama perekonomian sejumlah negara dengan gaya hidup konservatif. Ada banyak pengrajin terutama di negara-negara Asia Tenggara: India, Nepal, Vietnam, Thailand, Cina. Industri kerajinan semacam itu berhasil eksis berkat kebijakan negara yang toleran terhadap usaha kecil. Hal ini memungkinkan pengrajin untuk bersaing dengan industrialis dan bahkan perusahaan transnasional. Selain itu, sesuatu yang dibuat dalam jumlah terbatas (dan tingkat produksi kerajinan selalu terbatas) dihargai lebih dari produk pabrik tanpa wajah.