Palu adalah atribut penting dari peradilan. Pukulannya di ruang sidang merupakan simbol tidak terbantahkannya keputusan yang dibuat oleh hakim. Selain itu, jika rasa tidak hormat terhadap pengadilan dirasakan di dalam ruang sidang, maka hakim, untuk mengembalikan perintah, berhak untuk menarik kembali perintah tersebut dengan memukul tempat khusus dengan palu.
instruksi
Langkah 1
Palu hakim adalah atribut keadilan Barat, itu tidak khas untuk Rusia. Itu terbuat dari kayu dan tidak lebih dari simbol kekuatan seorang hakim. Paling sering, palu hakim digunakan ketika perselisihan emosional dan diskusi panas dimulai selama pertemuan. Palu dalam kasus seperti itu adalah sinyal untuk ketenangan dan kehati-hatian. Agar hakim tidak sekali lagi meninggikan suaranya, dia menggunakannya. Pada abad kedua puluh, palu memperoleh makna simbolis baru, hakim Amerika memukulnya setelah pembacaan vonis bersalah, ini adalah tanda bahwa keputusan telah dibuat dan tidak lagi menjadi bahan diskusi di aula.
Langkah 2
Sejarah palu hakim berasal dari zaman Alkitab. Ada kisah Perjanjian Lama tentang pembangunan Bait Suci Salomo di Yerusalem. Kisah ini menggambarkan pembunuhan pembangun utama, Adoniram. Salah satu senjata pembunuhan adalah palu. Artinya, palu itu ternyata semacam atribut untuk menghukum seseorang.
Langkah 3
Berdasarkan kisah alkitabiah ini, palu, sebagai simbol penciptaan dan hukuman, diambil oleh Freemason, yang, seperti yang Anda tahu, terlibat dalam "konstruksi" agama dunia. Palu di Freemasonry adalah tanda dari Guru yang dipilih, yang diberkahi dengan kekuatan dan kekuasaan. Dengan subjek inilah seorang Guru yang layak memiliki hak untuk membuka dan menutup pertemuan Masonik. Perwakilan Freemasonry bereaksi terhadap palu dengan rasa hormat dan kekaguman yang besar.
Langkah 4
Banyak peneliti mengaitkan asal usul palu dengan budaya mitologis bangsa Sumeria yang hidup pada milenium ke-4 hingga ke-3 SM. Bangsa Sumeria adalah peradaban yang luar biasa, terkenal dengan keberhasilan mereka di bidang yurisprudensi. Selama persidangan, mereka memiliki tradisi mengetuk dengan palu, atau lebih tepatnya, memakukan paku ke tutup peti mati di mana penjahat itu berada. Untuk setiap pelanggaran terdakwa, hakim menancapkan paku, tetapi jika pidato pembebasan terdengar dari pembela, paku dicabut. Arti dari kebiasaan ini adalah semakin banyak paku yang dipalu, semakin sulit bagi penjahat untuk keluar, dan semakin bersalah dia. Kemudian juri mulai menggunakan palu untuk menenangkan penonton yang ribut dan bengis.
Langkah 5
Tetapi untuk semua simbolismenya, palu saat ini bukan atribut wajib ruang sidang, dan paling sering bersifat dekoratif. Palu adalah penghormatan terhadap tradisi. Di Rusia, palu tidak digunakan sama sekali, tetapi juri sering meletakkannya di meja mereka untuk rombongan.